Genetik seringkali dituding sebagai penyebab seseorang menjadi tinggi atau pendek. Padahal faktor genetik tidak berdiri sendiri. Faktor genetik memegang peranan terhadap pertumbuhan optimal. Tapi tinggi seseorang bisa maksimal, dipengaruhi juga oleh nutrisi serta aktivitas.
Mengonsumsi makanan seimbang sangat diperlukan sejak dini. Menurut dokter spesialis gizi klinik, Samuel Oetoro, tiap orang memiliki tahap pacu tumbuh dua kali dalam hidupnya.
“Minum susu berlangsung terus sepanjang usia. Dari mata bisa melek sampai tutup mata,” kata dr Samuel saat talkshow “Pentingnya Konsumsi Susu Guna Memenuhi Kebutuhan Nutrisi” pekan lalu.
Dengan kata lain, sepanjang usia seseorang tetap memerlukan susu. Untuk memastikan kalsium dalam tulang terpenuhi. Pada masa anak-anak, kalsium diperlukan agar tulang menjadi tinggi sehingga postur tubuh menjadi tinggi.
Selain itu, tersedianya kalsium akan disimpan menjadi cadangan hingga usia 30 tahun, karena pada usia itu kalsium dalam tulang mulai keluar.
Pada saat itulah minum susu tetap diperlukan agar deposit kalsium tidak terus terambil, sehingga tulang tetap kuat. Jika cadangan kalsium tercukupi, tulang tidak akan cepat keropos sehingga terhindar dari osteoporosis.
Lalu kenapa, bayi dan anak-anak identik dengan minum susu? Bayi tentu saja tidak bisa langsung makan nasi uduk, tapi harus makanan cair berbentuk susu. Sampai usia enam bulan, Air Susu Ibu (ASI) menjadi makanan yang sempurna bagi bayi.
Setelah enam bulan, ASI tidak lagi mencukupi kebutuhan bayi. Paling lambat usia 6 bulan, selain ASI, bayi harus diberi Makanan Pendamping ASI (MAPSI). Tetapi, tidak ada salahnya ASI tetap diberikan sampai usia dua tahun.
Akan tetapi, cakupan pemberian ASI di Indonesia hingga usia dua tahun terus menurun, yakni tinggal 27 persen saja. Padahal susu tetap diperlukan. Terlebih, pada usia tersebut pun, tidak sedikit bayi yang ketrampilan makannya belum baik.
Selain kalsium yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi. Vitamin D, A, zinc (seng), dan selenium dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Selain cakupan pemberian ASI yang berkurang, konsumsi susu perkapita masyarakat Indonesia juga kurang. Hanya 11,7 liter per tahun per kapita. Angka ini jauh tertinggal dengan negara tetangga. Misalnya Thailand mencapai 26,9 liter perkapita, Malaysia 25,4 liter per kapita, dan Singapura 21,7 liter per kapita.
Berapa konsumsi minum susu yang ideal? Menurut dr Samuel, untuk anak-anak agar sehat dan petumbuhannnya terjamin, 2 gelas perhari (500 cc). Sementara orang dewasa 1 gelas per hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"SILAHKAN MENGISI KOMENTAR ANDA DAN TINGGALKAN NAMA ALAMAT E-MAIL ATAU NO TELP YANG BISA SAYA HUBUNGI TERIMA KASIH"