Rabu, 04 April 2012

RAMUAN PENGHILANG BAU BADAN

Tubuh secara alami mengatur suhu dengan mengeluarkan keringat. Saat berkeringat tandanya tubuh Anda sehat. Namun, saat keringat berlebih dan menyebabkan bau tak sedap, tandanya Anda memerlukan antiperspiran dan deodoran. Apalagi jika mengalami keringat berlebih di area ketiak yang mulai menganggu penampilan. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengandalkan deodoran atau antiperspiran dari ramuan alami untuk mengatasi keringat pada ketiak.

Antiperspiran dari Sage
Sage adalah sejenis tumbuhan rerumputan yang berdaun hijau keabu-abuan dan suram. Sage mengandung asam fenolik, zat antibakteri yang bisa mengurangi bau tak sedap dari keringat di ketiak. The American Pharmaceutical Association menyatakan, otoritas kesehatan Jerman membolehkan penggunaan sage untuk ramuan mengurangi keringat di ketiak. Namun, penggunaan sage sebaiknya tak berlebihan. Karena minyak sage mengandung komponen yang disebut thujone, dan bisa menyebabkan koma jika digunakan dalam jumlah berlebihan. The American Pharmaceutical Association juga menyarankan sebaiknya sage tidak digunakan oleh perempuan hamil atau menyusui.

Cara penggunaan sage untuk mengurangi keringat pada ketiak dijelaskan dalam buku panduan praktis obat-obatan alami, yang diterbitkan The American Pharmaceutical Association. Dalam buku tersebut dijelaskan, keringat di ketiak bisa terkontrol dengan cara menyeruput teh dari sage atau mengaplikasikan minyak esensial sage pada ketiak.

Antiperspiran dari cuka sari apel
Keringat berlebih juga bisa diatasi dengan cuka sari apel, seperti dijelaskan dalam buku 1.801 Home Remedies, diterbitkan oleh Reader's Digest. Aplikasikan cuka sari apel pada ketiak dalam kondisi kering. Gosokkan cuka sari apel di ketiak sebelum tidur. Tubuh akan menyerap cairan lebih maksimal saat Anda tidur. Cuka apel ini membasahi pori-pori kulit dan memberikan efek mengeringkan. Pada pagi hari, bersihkan dan keringkan ketiak lalu aplikasikan produk deodoran. Zat asam pada cuka sari apel membantu menetralkan bakteri yang menimbulkan bau karena keringat pada ketiak. Pada kulit sensitif, cuka sari apel ini bisa menimbulkan kulit kering. Jika hal tersebut terjadi pada Anda, segera hentikan pemakaian.

Deodoran dari baking soda
Baking soda merupakan penetral bau, biasanya digunakan untuk menyerap bau pada lemari es. Untuk membuat deodoran alami ini, campurkan baking soda dengan kanji dari tepung jagung, rasionya 50:50. Campurkan hingga merata. Tambahkan minyak esensial yang mengandung antibakteri. Penggiat lingkungan dan penulis Harmonious Environment, Norma Lehmeier-Hartie, menyarankan berikan beberapa tetes minyak esensial tea tree, lemon atau lavender pada campuran baking soda tadi. Ramuan alami ini tidak lantas menghilangkan keringat secara total, namun bisa mengurangi bau tak sedap pada ketiak karena keringat berlebih.

BAHAYA JIKA BULU KETIAK DICUKUR

Salah satu bagian tubuh yang masih sering luput dari perhatian adalah ketiak. Mungkin karena Anda merasa bahwa ketiak merupakan bagian yang selalu tertutup dan jarang terlihat, sehingga tidak perlu diberi perhatian khusus.
"Padahal sebenarnya, ketiak merupakan bagian yang paling 'tersiksa' dari bagian lainnya di kulit manusia, misalnya selalu lembab, mengandung banyak bakteri, dan selalu tertutup. Inilah alasannya mengapa kita seharusnya lebih memberi perhatian pada bagian ini," tukas Eka Sugiarto, Marketing Manager Deo Unilever Indonesia dalam talkshow "The Little Secret for Your Beautiful Underarms" di St. Regis Resort and Spa, Bali, Jumat (30/3/2012) lalu.
Padahal jika tidak dirawat kebersihannya, rambut ketiak akan menyatu dengan keringat dan bakteri, lalu menghasilkan bau.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Unilever dalam Beauty Understanding Survei pada 2011 lalu, sekitar 78 persen perempuan Indonesia memilih menggunakan deodoran untuk merawat kebersihan ketiaknya, dan sekitar 89 persen memilih untuk menghilangkan rambut-rambut ketiak.
Di Indonesia, ada dua cara menghilangkan rambut ketiak yang paling populer, yaitu dengan mencukur dan mencabut rambut ketiak. Sekitar 55 persen perempuan memilih untuk mencukur, dan 37 persen lebih suka untuk mencabut rambut ketiak. "Mencukur merupakan cara yang lebih mudah, cepat, dan tidak menyakitkan dibanding mencabut," tambah Eka.
Bahayanya mencukur rambut ketiak
Kulit ketiak memiliki kandungan lapisan kulit yang sedikit berbeda dibandingkan dengan jenis kulit lainnya. Dalam lapisan kulit ketiak ini terdapat lapisan yang banyak mengandung kolesterol yang cukup banyak, dan sedikit kandungan ceramides-nya (perekat sel). Struktur lapisan kulit ini membuat kulit ketiak lebih sensitif dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
Proses mencukur rambut ketiak ternyata justru bisa berbahaya dan merusak penampilan. Karena ketika mencukur rambut ketiak, sekitar 1/3 kulit ketiak atau sekitar 2-3 mg kulit ini akan ikut terkelupas. "Tanpa harus dicukur pun, kulit akan terkelupas secara alami. Namun, dengan mencukur maka kulit ini dipaksa untuk mengelupas," bebernya.
Kulit yang dipaksa mengelupas akan membuat kulit muda yang belum siap untuk "tampil" muncul ke permukaan terlalu cepat. Akibatnya kulit muda yang seharusnya sehat akan menjadi menjadi lapisan kering, kasar, rusak, iritasi karena luka yang dialami, dan kulit ketiak berubah menghitam. Terbukti, sekitar 68 persen perempuan yang mencukur ketiaknya merasa bahwa kulit ketiaknya berubah menjadi hitam. Sekitar 83 persen perempuan mengalami iritasi setelah bercukur, dan sekitar 2 dari 3 perempuan merasa kulitnya menjadi kasar setelah bercukur.
Kondisi kulit yang seperti ini pasti akan merusak penampilan dan rasa percaya diri Anda, terutama ketika mengenakan busana tanpa lengan. Selain itu, kulit ketiak terasa sakit dan perih.