Tubuh secara alami mengatur suhu dengan mengeluarkan keringat. Saat
berkeringat tandanya tubuh Anda sehat. Namun, saat keringat berlebih dan
menyebabkan bau tak sedap, tandanya Anda memerlukan antiperspiran dan
deodoran. Apalagi jika mengalami keringat berlebih di area ketiak yang
mulai menganggu penampilan. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengandalkan
deodoran atau antiperspiran dari ramuan alami untuk mengatasi keringat
pada ketiak.
Antiperspiran dari Sage
Sage
adalah sejenis tumbuhan rerumputan yang berdaun hijau keabu-abuan dan
suram. Sage mengandung asam fenolik, zat antibakteri yang bisa
mengurangi bau tak sedap dari keringat di ketiak. The American
Pharmaceutical Association menyatakan, otoritas kesehatan Jerman
membolehkan penggunaan sage untuk ramuan mengurangi keringat di ketiak.
Namun, penggunaan sage sebaiknya tak berlebihan. Karena minyak sage
mengandung komponen yang disebut thujone, dan bisa menyebabkan koma jika
digunakan dalam jumlah berlebihan. The American Pharmaceutical
Association juga menyarankan sebaiknya sage tidak digunakan oleh
perempuan hamil atau menyusui.
Cara penggunaan sage untuk
mengurangi keringat pada ketiak dijelaskan dalam buku panduan praktis
obat-obatan alami, yang diterbitkan The American Pharmaceutical
Association. Dalam buku tersebut dijelaskan, keringat di ketiak bisa
terkontrol dengan cara menyeruput teh dari sage atau mengaplikasikan
minyak esensial sage pada ketiak.
Antiperspiran dari cuka sari apel
Keringat berlebih juga bisa diatasi dengan cuka sari apel, seperti dijelaskan dalam buku 1.801 Home Remedies,
diterbitkan oleh Reader's Digest. Aplikasikan cuka sari apel pada
ketiak dalam kondisi kering. Gosokkan cuka sari apel di ketiak sebelum
tidur. Tubuh akan menyerap cairan lebih maksimal saat Anda tidur. Cuka
apel ini membasahi pori-pori kulit dan memberikan efek mengeringkan.
Pada pagi hari, bersihkan dan keringkan ketiak lalu aplikasikan produk
deodoran. Zat asam pada cuka sari apel membantu menetralkan bakteri yang
menimbulkan bau karena keringat pada ketiak. Pada kulit sensitif, cuka
sari apel ini bisa menimbulkan kulit kering. Jika hal tersebut terjadi
pada Anda, segera hentikan pemakaian.
Deodoran dari baking soda
Baking
soda merupakan penetral bau, biasanya digunakan untuk menyerap bau pada
lemari es. Untuk membuat deodoran alami ini, campurkan baking soda
dengan kanji dari tepung jagung, rasionya 50:50. Campurkan hingga
merata. Tambahkan minyak esensial yang mengandung antibakteri. Penggiat
lingkungan dan penulis Harmonious Environment, Norma Lehmeier-Hartie, menyarankan berikan beberapa tetes minyak esensial tea tree,
lemon atau lavender pada campuran baking soda tadi. Ramuan alami ini
tidak lantas menghilangkan keringat secara total, namun bisa mengurangi
bau tak sedap pada ketiak karena keringat berlebih.
Rabu, 04 April 2012
BAHAYA JIKA BULU KETIAK DICUKUR
Salah satu bagian tubuh yang masih sering luput dari perhatian adalah
ketiak. Mungkin karena Anda merasa bahwa ketiak merupakan bagian yang
selalu tertutup dan jarang terlihat, sehingga tidak perlu diberi
perhatian khusus.
"Padahal sebenarnya, ketiak merupakan bagian yang paling 'tersiksa' dari bagian lainnya di kulit manusia, misalnya selalu lembab, mengandung banyak bakteri, dan selalu tertutup. Inilah alasannya mengapa kita seharusnya lebih memberi perhatian pada bagian ini," tukas Eka Sugiarto, Marketing Manager Deo Unilever Indonesia dalam talkshow "The Little Secret for Your Beautiful Underarms" di St. Regis Resort and Spa, Bali, Jumat (30/3/2012) lalu.
Padahal jika tidak dirawat kebersihannya, rambut ketiak akan menyatu dengan keringat dan bakteri, lalu menghasilkan bau.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Unilever dalam Beauty Understanding Survei pada 2011 lalu, sekitar 78 persen perempuan Indonesia memilih menggunakan deodoran untuk merawat kebersihan ketiaknya, dan sekitar 89 persen memilih untuk menghilangkan rambut-rambut ketiak.
Di Indonesia, ada dua cara menghilangkan rambut ketiak yang paling populer, yaitu dengan mencukur dan mencabut rambut ketiak. Sekitar 55 persen perempuan memilih untuk mencukur, dan 37 persen lebih suka untuk mencabut rambut ketiak. "Mencukur merupakan cara yang lebih mudah, cepat, dan tidak menyakitkan dibanding mencabut," tambah Eka.
Bahayanya mencukur rambut ketiak
Kulit ketiak memiliki kandungan lapisan kulit yang sedikit berbeda dibandingkan dengan jenis kulit lainnya. Dalam lapisan kulit ketiak ini terdapat lapisan yang banyak mengandung kolesterol yang cukup banyak, dan sedikit kandungan ceramides-nya (perekat sel). Struktur lapisan kulit ini membuat kulit ketiak lebih sensitif dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
Proses mencukur rambut ketiak ternyata justru bisa berbahaya dan merusak penampilan. Karena ketika mencukur rambut ketiak, sekitar 1/3 kulit ketiak atau sekitar 2-3 mg kulit ini akan ikut terkelupas. "Tanpa harus dicukur pun, kulit akan terkelupas secara alami. Namun, dengan mencukur maka kulit ini dipaksa untuk mengelupas," bebernya.
Kulit yang dipaksa mengelupas akan membuat kulit muda yang belum siap untuk "tampil" muncul ke permukaan terlalu cepat. Akibatnya kulit muda yang seharusnya sehat akan menjadi menjadi lapisan kering, kasar, rusak, iritasi karena luka yang dialami, dan kulit ketiak berubah menghitam. Terbukti, sekitar 68 persen perempuan yang mencukur ketiaknya merasa bahwa kulit ketiaknya berubah menjadi hitam. Sekitar 83 persen perempuan mengalami iritasi setelah bercukur, dan sekitar 2 dari 3 perempuan merasa kulitnya menjadi kasar setelah bercukur.
Kondisi kulit yang seperti ini pasti akan merusak penampilan dan rasa percaya diri Anda, terutama ketika mengenakan busana tanpa lengan. Selain itu, kulit ketiak terasa sakit dan perih.
"Padahal sebenarnya, ketiak merupakan bagian yang paling 'tersiksa' dari bagian lainnya di kulit manusia, misalnya selalu lembab, mengandung banyak bakteri, dan selalu tertutup. Inilah alasannya mengapa kita seharusnya lebih memberi perhatian pada bagian ini," tukas Eka Sugiarto, Marketing Manager Deo Unilever Indonesia dalam talkshow "The Little Secret for Your Beautiful Underarms" di St. Regis Resort and Spa, Bali, Jumat (30/3/2012) lalu.
Padahal jika tidak dirawat kebersihannya, rambut ketiak akan menyatu dengan keringat dan bakteri, lalu menghasilkan bau.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Unilever dalam Beauty Understanding Survei pada 2011 lalu, sekitar 78 persen perempuan Indonesia memilih menggunakan deodoran untuk merawat kebersihan ketiaknya, dan sekitar 89 persen memilih untuk menghilangkan rambut-rambut ketiak.
Di Indonesia, ada dua cara menghilangkan rambut ketiak yang paling populer, yaitu dengan mencukur dan mencabut rambut ketiak. Sekitar 55 persen perempuan memilih untuk mencukur, dan 37 persen lebih suka untuk mencabut rambut ketiak. "Mencukur merupakan cara yang lebih mudah, cepat, dan tidak menyakitkan dibanding mencabut," tambah Eka.
Bahayanya mencukur rambut ketiak
Kulit ketiak memiliki kandungan lapisan kulit yang sedikit berbeda dibandingkan dengan jenis kulit lainnya. Dalam lapisan kulit ketiak ini terdapat lapisan yang banyak mengandung kolesterol yang cukup banyak, dan sedikit kandungan ceramides-nya (perekat sel). Struktur lapisan kulit ini membuat kulit ketiak lebih sensitif dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
Proses mencukur rambut ketiak ternyata justru bisa berbahaya dan merusak penampilan. Karena ketika mencukur rambut ketiak, sekitar 1/3 kulit ketiak atau sekitar 2-3 mg kulit ini akan ikut terkelupas. "Tanpa harus dicukur pun, kulit akan terkelupas secara alami. Namun, dengan mencukur maka kulit ini dipaksa untuk mengelupas," bebernya.
Kulit yang dipaksa mengelupas akan membuat kulit muda yang belum siap untuk "tampil" muncul ke permukaan terlalu cepat. Akibatnya kulit muda yang seharusnya sehat akan menjadi menjadi lapisan kering, kasar, rusak, iritasi karena luka yang dialami, dan kulit ketiak berubah menghitam. Terbukti, sekitar 68 persen perempuan yang mencukur ketiaknya merasa bahwa kulit ketiaknya berubah menjadi hitam. Sekitar 83 persen perempuan mengalami iritasi setelah bercukur, dan sekitar 2 dari 3 perempuan merasa kulitnya menjadi kasar setelah bercukur.
Kondisi kulit yang seperti ini pasti akan merusak penampilan dan rasa percaya diri Anda, terutama ketika mengenakan busana tanpa lengan. Selain itu, kulit ketiak terasa sakit dan perih.